Posisi Prabowo dan Anies Masih Belum Aman, Cawapres Jadi Faktor Penentu
INFO INDONESIA.JAKARTA- Dari tiga kandidat bakal calon presiden (Bacapres), posisi Prabowo Subianto dan Anies Baswedan masih belum aman karena belum memegang golden tiket seperti Ganjar Pranowo. Sehingga sosok calon wakil presiden (Cawapres) menjadi hal paling menentukan bagi Anies dan Prabowo. Secara personal, Bacapres seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto masih belum aman karena tidak memiliki golden tiket serta bergantung keutuhan koalisi yang mereka bangun. Bacapres yang dipilih lebih dari satu parpol pengusung, maka Bacawapres juga menjadi pertimbangan utama. Sebab, bisa saja apabila salah satu parpol pengusung keluar dari kesepakatan maka Anies Baswedan dan Prabowo Subianto sehigga tidak bisa maju di Pemilihan Presiden 2024.
“Saya kira, akhirilah perkara bacapresnya mau dari partai hijau, organisasi hijau, kuning, atau lain sebagainya. Fakta menunjukkan bahwa dari hasil survei LKPi yang digelar beberapa kali didapatkan selisih antara Ganjar Pranowo Prabowo Subianto elektabilitas nya tidak melebihi dari 3 persen. Tetapi ingat, Prabowo Subianto belum aman untuk lolos apabila PKB hengkang,” ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), Arianto kepada Info Indonesia, Selasa, 16 Mei 2023.
Khusus untuk Anies Baswedan tambah Arianto, yang elektabilitasnya masih berjarak lebih dari 10 persen dari dua nama tersebut harus secepat mungkin memastikan bahwa Parpol pengusungnya sudah aman. Sebab bisa saja ke depan apabila melihat elektabilitas Anies Baswedan tidak bisa masuk di dua besar bahkan turun maka potensi parpol pengusung salah satunya menjadi pertimbangkan untuk hengkang.
“Jadi intinya, tiket siapa yang bisa mencukupi atau memantapkan capres harus menjadi pilihan utama,” katan mantan auditor survei konvensi capres Partai Demokrat ini.
Arianto juga mengingatkan, adalah salah besar dan sangat keliru apabila bakal calon presiden menempatkan pertimbangan utama bahwa untuk memilih bakal calon wakilnya masih bertujuan mendongkrak suara. Berdasarkan data survei lembaga survei beberapa Minggu terakhir, massa mengambang atau massa yang belum menentukan pilihan hanya berkisar di bawah 10 persen. Kondisi demikian tentunya bisa dibaca bahwa semua masyarakat telah mempunyai pilihan bakal calon presiden masing-masing sehingga untuk menarik insentif elektoral yang diharapkan bakal calon presiden tidak lah begitu signifikan. Hal yang utama yang harus menjadi perhatian bagi bakal capres dan parpol pengusungnya adalah tiket untuk meloloskan bakal capresnya dahulu. Bakal capres yang harus diajak wajib memiliki modal tiket minimal bisa loloskannya atau mengenali angka parliamentary threshold atau batas ambang perolehan suara minimal di pemilihan umum.
Artinya, ini yang wajib menjadi acuan utama bagi parpol pengusungnya apabila ingin aman bisa meloloskan jagoan capresnya. Kemudian adalah logistiknya dan kenyamanan atau chemistry bakal cawapresnya. Kalau masih berkutak Katik dengan mengharapkan insentif elektoral dari bacapres sangat keliru. Terlebih lagi dengan gencarnya ada beberapa parpol yang terus bergerilya dengan parpol lainnya supaya bisa membuat koalisi baru.”I ni menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan bagi koalisi Capres yang sudah terbentuk tetapi masih sangat rapuh,’ jelas mantan peneliti LSI tersebut.
Dalam menentukan bakal calon presiden lanjut Arianto, bakal cawapres wajib membawa partai politik, minimal ketua partai politik. Sebab, tanda tangan yang bisa memajukan bakal capres dan cawapres pada waktu pendaftaran di KPU nanti adalah ketua umum partai politik. Khusus untuk PDIP yang sudah memiliki golden tiket, kecukupan untuk memajukan bacapres tidak masalah siapa bacawapresnya.***
Sumber : https://www.infoindonesia.id/info-polhukam/9618799166/posisi-prabowo-dan-anies-masih-belum-aman-cawapres-jadi-faktor-penentu?page=2